Senin, 17 Agustus 2015

Tradisi "Malam Tirakatan" Tumbuhkan Semangat Persatuan

Acara malam pitulasan atau yang biasa disebut “tirakatan” telah menjadi tradisi yang secara rutin telah digelar oleh warga Kota. Malam tirakatan ini digelar di berbagai daerah guna memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus ajang muhasabah bagi masyarakat atas kondisi bangsa yang belakangan diguncang berbagai permasalahan.


Sejak sehabis Isya pada Minggu 16 Agustus 2015 malam, para warga mulai dari anak-anak hingga orang tua ramai-ramai berkumpul di Kebun kosong belakang masjid perumahan Ngentak Baru RT.10 Rw.03 Gumpang Kartasura. Sebuah panggung kecil dihadirkan untuk memeriahkan acara HUT Kemerdekaan RI yang ke 70. Anak-anak bergantian naik ke atas panggung untuk menyanyikan lagu-lagu nasional.

“17 belas Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita,” dendang salah seorang anak dengan sedikit bergaya di atas panggung.

Pukul 20.00 WIB, pembawa acara membuka acara malam tirakatan. Lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan oleh semua warga yang hadir untuk menambah semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan warga.

Dalam acara ini, Ketua RT.10 RW.03, Bp.Jaka Tavip Supriyanta membacakan sambutan dari Bupati Sukoharjo yang dibuat oleh Bupati Sukoharjo Bp. H.Wardoyo Wijaya, SH., MH.

“Mari junjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, semangat pesatuan dan kesatuan, dan gotong royong untuk mewujudkan Indonesia yang wasis (berpendidikan), waras (sehat), wareg (cukup pangan), mapan dan papan (tempat tinggal),” ujarnya dalam sambutan pada malam itu.

Disebutkan juga dalam sambutannya, bahwa pentingnya sebagai warga negara untuk senantiasa mengingat jasa para pahlawan Indonesia yang telah berkorban mati-matian demi kemerdekaan bangsa dan negara. Dan mengajak untuk terus membangun kemajuan Indonesia bersama-sama.

Pada acara ini, Bp.Andreas , Selaku Ketua Panitia 17an menyampaikan pidatonya dalam acara malam tirakatan ini. Ia menyampaikan bahwa pentingnya bela negara bagi setiap warga masyarakat Indonesia. Ia menegaskan bahwa tidak perlu melakukan hal-hal yang muluk-muluk untuk bela negara. Peduli dan bisa membangung lingkungannya sendiri itu lebih mulia. “Tidak usah ngurusi yang jauh-jauh dulu, lebih baik urusi tetangga dan lingkungan kita yang masih banyak membutuhkan bantuan,” tuturnya kepada para warga.

Selain itu ia juga menambahkan pentingnya menjaga kerukunan sesama tetangga untuk turut serta menciptakan kerukunan di Indonesia. Menurutnya, jika kerukunan antar tetangga saja belum bisa dibangun apalagi mau menciptakan kerukunan yang lebih besar lagi.

“Seberapa tinggi jabatannya, seberapa tinggi pendidikannya, seberapa kaya hartanya, yang akan dilihat adalah hubungan kepada tetangganya,” pungkasnya.

Acara pada malam hari itu ditutup dengan doa untuk negeri. Selesai acara semua warga mendapatkan makanan yang telah disajikan oleh panitia yang sejak pagi harinya telah menyiapkan masakan untuk semua warga.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar