Acara malam pitulasan atau yang biasa disebut “tirakatan” telah
menjadi tradisi yang secara rutin telah digelar oleh warga Kota.
Malam tirakatan ini digelar di berbagai daerah guna memperingati
hari kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus ajang muhasabah bagi
masyarakat atas kondisi bangsa yang belakangan diguncang berbagai
permasalahan.
Sejak sehabis Isya pada Minggu 16 Agustus 2015 malam, para warga
mulai dari anak-anak hingga orang tua ramai-ramai berkumpul di Kebun kosong belakang masjid perumahan Ngentak Baru RT.10 Rw.03 Gumpang Kartasura.
Sebuah panggung kecil dihadirkan untuk
memeriahkan acara HUT Kemerdekaan RI yang ke 70. Anak-anak bergantian
naik ke atas panggung untuk menyanyikan lagu-lagu nasional.
“17 belas Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita,” dendang salah seorang anak dengan sedikit bergaya di atas panggung.
Pukul 20.00 WIB, pembawa acara
membuka acara malam tirakatan. Lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan
oleh semua warga yang hadir untuk menambah semangat nasionalisme dan
patriotisme di kalangan warga.
Dalam acara ini, Ketua RT.10 RW.03, Bp.Jaka Tavip Supriyanta membacakan sambutan dari Bupati Sukoharjo yang dibuat oleh Bupati Sukoharjo Bp. H.Wardoyo Wijaya, SH., MH.
“Mari
junjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, semangat pesatuan dan kesatuan,
dan gotong royong untuk mewujudkan Indonesia yang wasis (berpendidikan), waras (sehat), wareg (cukup pangan), mapan dan papan (tempat tinggal),” ujarnya dalam sambutan pada malam itu.
Disebutkan juga dalam sambutannya, bahwa
pentingnya sebagai warga negara untuk senantiasa mengingat jasa para
pahlawan Indonesia yang telah berkorban mati-matian demi kemerdekaan
bangsa dan negara. Dan mengajak untuk terus membangun kemajuan Indonesia
bersama-sama.
Pada acara ini, Bp.Andreas , Selaku Ketua Panitia 17an menyampaikan pidatonya dalam acara malam tirakatan ini. Ia
menyampaikan bahwa pentingnya bela negara bagi setiap warga masyarakat
Indonesia. Ia menegaskan bahwa tidak perlu melakukan hal-hal yang
muluk-muluk untuk bela negara. Peduli dan bisa membangung lingkungannya
sendiri itu lebih mulia. “Tidak usah ngurusi yang jauh-jauh dulu, lebih
baik urusi tetangga dan lingkungan kita yang masih banyak membutuhkan
bantuan,” tuturnya kepada para warga.
Selain itu ia juga
menambahkan pentingnya menjaga kerukunan sesama tetangga untuk turut
serta menciptakan kerukunan di Indonesia. Menurutnya, jika kerukunan
antar tetangga saja belum bisa dibangun apalagi mau menciptakan
kerukunan yang lebih besar lagi.
“Seberapa tinggi jabatannya,
seberapa tinggi pendidikannya, seberapa kaya hartanya, yang akan dilihat
adalah hubungan kepada tetangganya,” pungkasnya.
Acara pada
malam hari itu ditutup dengan doa untuk negeri. Selesai acara semua
warga mendapatkan makanan yang telah disajikan oleh panitia yang sejak
pagi harinya telah menyiapkan masakan untuk semua warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar